BAB 1
Pengertian & Tujuan Ilmu Sosial Dasar ( ISD ).
- Pengertian Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang
menelaah masalah sosial,khususnya masalah-masalah yang di wujudkan oleh
masyarakat indonesia, dengan menggunakan Teori-teori (fakta, konsep, dan teori)
yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu
sosial (seperti geografi sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik,
ekonomi, psikologi sosial dan sejarah) MK.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat
diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang
konsep-konsep yang di kembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar
daya tanggap (tanggap niai).persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi
lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada
lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
- Tujuan Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahasan
studi atau program pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan
pendidikan/pengajaran yang indonesia berikan di perguruan tinggi, Ilmu Sosial
Dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu – ilmu sosial yang disatukan , karena
masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki banyak obyek dan metode ilmiahnya
sendiri-sendiri yang tidak mungkin di padukan.
- 3 Kelompok Ilmu Pengetahuan.
1. Ilmu Sosial Dasar adalah
pengetahuan yang menelaah masalah sosial, khususnya masalah masalah yang di
wujudkan oleh masyarakat indonesia,dengan menggunakan Teori-teori
(fakta,konsep,teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian
dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi sosial,sosiologi,antropologi
sosial,ilmu politik,ekonomi,psikologi sosial dan sejarah) MK
2. Ilmu Budaya Dasar adalah
suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar kebudayaan.
3. Ilmu Alamiah Dasar adalah
pengetahuan yang mengkaji tentang gejala –gejala dalam alam semesta,
termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
- Perbedaan Antara Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial ( IPS ).
1. Ilmu Sosial Dasar diberikan
di Perguruan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di sekolah dasar dan
sekolah lanjutan.
2. Ilmu Sosial Dasar merupakan
mata kuliah tunggal sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari
sejumlah mata pelajaran(untuk sekolah lanjutan).
3. Ilmu Sosial Dasar diarahkan
kepada pembentukan sikap dan kepribadian sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial
diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
- Persamaan Antara Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
1. Kedua-duanya merupakan
bahan studi untuk program pendidikan.
2. Keduanya bukan disiplin
ilmu yang berdiri sendiri.
3. Keduanya memiliki materi
yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
- 3 Golongan Bahan Pembelajaran Ilmu Sosial Dasar ( ISD ).
1. Kenyataan sosial yang ada
dalam masyarakat,yang secara bersama-sama merupakan masalah masyarakat sosial
tertentu
2. Konsep-konsep sosial atau
pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep
dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Masalah-masalah yang timbul
dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial
yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
BAB 2
Pengertian Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan.
1. Penduduk adalah orang-orang
yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap dalam suatu wilayah, tumbuh dan
berkembang dalam wilayah tertentu.
2. Masyarakat adalah suatu
kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya
dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan karena memiliki pranata yang telah
menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya.
3. Kebudayaan adalah hasil
budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat.
- Tabel Perkembangan Penduduk Dunia.
Tahun
|
Pertambahan penduduk dalam %
|
1960-1965
|
2,1 %
|
1965-1970
|
2,1%-2,1%
|
1970-1975
|
2,1%-1,9%
|
1975-1980
|
1,9%-1,8%
|
1980-1985
|
1,8%-1,7%
|
1985-1990
|
1,7%-1,7%
|
1990-1995
|
1,7%-1,5%
|
1995-2000
|
1,5%-1,3%
|
2000-2005
|
1,3%-1,2%
|
2005-2010
|
1,2%-1,1%
|
- Faktor – faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Penduduk.
1. Kematian
2. Kelahiran
3. Migrasi
ada juga faktor lainny, yaitu :
1. Jumlah Penduduk > Jumlah
penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsomsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah.
Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk
sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
2. Komposisi Penduduk
> Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
· Makin
banyak penduduk yang berusia kerja atau produktif (15-64 tahun), makin besar
tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan juga
makin besar.
· Makin
tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin tinggi,
seab pada saat seorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka
kebutuhan hidupnya semakin banyak.
· Makin
banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan, pengeluaran konsumsi juga
semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif
dibanding masyarakat pedesaan.
Faktor-faktor non ekonomi
Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap
besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya masyarakat. Misalnya saja,
berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin
meniru kelompok masyarat lain yang dianggap lebih hebat atau ideal.
- Rumus Tingkat Kematian.
- Rumus Tingkat Kematian ada 2, yaitu :
1. Kasar,
CDR = D / P x K
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Penduduk pertengah tahun dapat dirumuskan
Pm = ½ (P1+P2)
Pm = P1+ (P2-P1)
2
Pm = P2- (P2-P1)
2
Pm
= Jumlah Penduduk Pertengah tahun
P1
= Jumlah penduduk pada awal tahun
P2
= Jumlah penduduk pada akhir tahun
2. Khusus,
SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu
selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Pi / Pm x K
Pi
= kematian untuk
kelompok umur i
Pm = Jumlah penduduk pada pertengah tahun kelompok umur i
K = Konstanta = 1000
- Angka Kelahiran Penduduk Indonesia dari Tahun 1990 s/d
2011.
- Pada tahun 1990, 3,12% dari jumlah penduduk itu adalah
angka kelahiran.
- Pada tahun 1990-1995 memiliki penurunan sebesar 0,42%
menjadi 2,7%.
- Pada tahun 1995-2000 memiliki penurunan sebesar 0,25%
menjadi 2,45%
- Pada tahun 2000-2005 memiliki penurunan sebesar 0,17%
menjadi 2,28%
- Pada tahun 2005-2009 memiliki penurunan sebesar 0,15%
menjadi 2,13%
- Pengertian, Proses, dan Akibat dari Migrasi.
- Pengertian Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan
tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah lain (negara) lain.
- Proses Migrasi di bagi menjadi 2, yaitu :
1. Migrasi bertahap
2. Migrasi langsung
atau,
· Imigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatu negara.
Contoh : orang Inggris yang masuk ke Indonesia.
· Emigrasi
adalah perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain. Contoh :
orang Indonesia yang berpindah ke Negara Jepang.
· Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota
besar. Contoh orang Solo ingin mencari pekerjaan agar bisa mencari penghasilan
yang lebih dengan cara pergi mencari pekerjaan ke kota Jakarta.
- Akibar dari Migrasi, yaitu :
· Masuknya
budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, bila daya tangkal didalam
negeri lemah, dapat merusak budaya kita.
· Masuknya
para imigran yang bertujuan tidak baik seperti pengedar narkoba , bertujuan
politik , memata matai , dan sebagainya.
· Munculnya
kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri
·
Meningkatnya jumah, pertambahan, dan tingkat kepadatan penduduk di Negara
tujuan pra imigran.
·
Meningkatnya kerawanan keamanan dan kerawanan sosial di Negara tujuan para
imigran sebagai dampak dari meningkatnya pengangguran.
· Terjadinya
benturan budaya antara para imigran dengan Negara setempat.
·
Meningkatnya pelanggaran hukum di negara tujuan atau Negara asal para imigran
yang disebabkan banyaknya para imigran illegal
· Pengawasan
yang lebih intensif terhadap hubungan baik antar negara asal para imigran
dengan negara tujuan para imigran.
·
Tersebarnya penyakit tertentu di negara tujuan para imigran yang ditularkan
para imigran.
·
Meningkatnya pengangguran di negara tujuan para imigran.
- Jenis Struktur Penduduk dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Piramida penduduk muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam
pertumbuhan dan sedang berkembang. Atau sama artinya dengan angka kematian dan
kelahiran sama banyaknya.
2. Piramida stasioner
Bentuk piramida ini menggambarkan penduduk yang tetap
(statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu
tinggi.
3. Piramida penduduk tua
Bentuk piramida ini menggambarkan adanya penurunan tingkat
kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali.
- Bentuk – bentuk Piramida Penduduk.
· Stasioner
Perbandingan jumlah penduduk pada piramida tipe ini dilihat
dari kelompok usia relatif sama.
· Muda
Perbandingan jumlah penduduk yang menunjukkan jumlah
penduduk usia uda lebih banyak dari pada usia tua.
· Tua
Perbandingan jumlah penduduk yang menunjukkan jumlah
penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda.
- Pertumbuhan & Perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
Pertumbuhan kebudayaan di negara ini sepertinya sudah
berkurang, seakan-akan banyak masyarakat yang sudah tidak mau melestarikan
kebudayaan. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi negara indonesia kehilangan
budayanya sendiri. Padahal indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai
banyak kebudayaan.
banyak kebudayaan di indonesia yang di ambil oleh bangsa
lain dan parahnya kita sendiri sebagai warga negara indonesia hanya diam .
seharusnya kita sebagai bangsa indonesia kita malu, karena budaya kita telah di
ambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
- Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
- Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu masuk ke Indonesia,
khususnya kepulauan jawa. Perpaduan dan akulturasi antara kebudayaan setempat
dengan kebudayaan hindu.
- Pada abad ke-5 ajaran budha masuk ke indonesia. Di
kepulauan jawa, Budhaisme dikatakan lebih maju di bandingkan dengan hinduisme.
- Pada abad ke-12 dan 13 tidak terlihatnya peran dan
nilai-nilai arab yang ada di dalam islam pada masa-masa awal islam masuk ke
indonesia.
- Kebudayaan Barat di Indonesia.
Kebudayaan Barat yang Masuk ke Indonesia ada yang berbentuk
positif dan berbentuk negatif, yang berbentuk Positif salah satunya adalah
Interaksi antara 2 negara yang terjalin bagus, sedangkan negatif nya adalah
pergaulan bebas (free sex), drugs, menggunakan tatto, dan lain sebagainya.
BAB 3
Individu, Keluarga dan Masyarakat
PENGERTIAN MASYARAKAT
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat
dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau
kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan
kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang
cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat
unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan
manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar
anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan
serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus
dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran
/ reproduksi manusia.
BAB 4
Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan
dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa
ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan
pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan
dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia
tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa
pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat.
Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi
itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga
mencapai titik kulminasi.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian aalah manusia-manusia muda, akan
tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi
muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari
kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Diliaht dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal
istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda,
16 – 21 tahun keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21)
tahun adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik
pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah
mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti
generasi terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang
lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku
sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan
tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi
yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai
cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan dmeikian, tingkah laku
seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi
tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar
semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-banar
menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh,
dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun
belandaskan :
1. Landasaan idiil :
Pancasila.
2. Landasaan konstitusional :
Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasaan strategis :
Garis-garis Besar Haluan Negara.
4. Landasaan historis : Sumpah
Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
5. Landasaan normatif : Etika,
tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat.
Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat
ini antara lain :
a. Menurunnya jiwa
idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan generasi muda.
b. Kekurangpastian yang
dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d. Kurangnya lapangan kerja /
kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran.
e. Kurangnya gizi yang
dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan
di kalangan generasi muda.
f. Meningkatnya
kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
g. Belum adanya
peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu
dikembangkan adalah:
a. Idealisme dan daya
kritis.
b. Dinamika dan kreatifitas.
c. Keberanian mengambil
resiko.
d. Optimis dan kegairahan
semangat.
e. Sikap
kemandirian dan disiplin murni.
f. Terdidik.
g. Keanekaragaman dalam
persatuan dan kesatuan.
h. Patriotisme dan
nasionalisme.
i. Sikap kesatria.
j. Kemampuan
penguasaan ilmu dan teknologi.
Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat
hidup bermasyarakat
b. mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
c. membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.
BAB 5
Warga Negara dan Negara
Sifat-Sifat Negara
Sifat memaksa agar peratura perundang-undangan di taati dan
dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapi serta timbulnya anarki
dicegah. Maka negara memiliki sifat memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan untuk
memakai kekerasan fisik secara lega.
Sifat Monopoli : Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dari masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa
suatu aliran ke percayaan atau aliran politik tertentu di kurangi hidup dan disebarluaskan
oleh karena dianggap bertentang dengan tujuan masyarkat.
Sifat mencakup semua (all encompassing, all embracing).
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali
Unsur-unsur Negara.
Pendidikan Penduduk negara adalah semua orang yang pada
suatu wktu mendiami wilayah negara mereka secara sosiologi lazim disebut rakyat
dari negara itu. Rakyat dalam huungan ini diartikan sebagai sekumpuan manusia
yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu. Ditinjau dari segi hukum, rakyat merupakan warga negara
suatu negara. Waraga negara adalah seluruh indiidu yang mempunyai ikatan hukum
dengan suatu negara tertentu.
Menurut hukum international, tiap-tiap negara berhak untuk
menetapkan sediri siap yang akan menjadi warga negaranya. Ada dua azas yang
biasanya dipakai dalam penetuan kewarganegaraan yaitu :
Asas ius soli (law of the soil) menentukan warga negaranya
berdasarkan tempat tinggalnya, dalam arti siapapun yang bertempat tinggal
disuatu negara adlah warga negara tersebut.
Asas Ius sanguinis (law of the blood) menentukan warga
negara berdasarkan pertalian darah, dalam arti siapapun seorang anak kandung
(yang sedrah seketurunan dilahirkan oleh seoran gwarga negara ternentu. Maka
anak tersebut juga dianggap wrga negara yang bersangkutan.
Wilayah
Wilayah adalah landasan materiil atau landasan fisik negara.
Negara in concerto juga tidak dapat diboyangkan tanpa landasan fisik ini. Luas
wilayah negara ditentuka oleh perbatasan-perbatasannya dan didalam batas-batas
itu negara menjalankan yuridiksi teritorial atas orang dan benda yang berada di
dalam wilyah itu, kecuali beberapa orang dan benda yang di bebaskan dari
yuridiksi itu.
Wilayah dalam hubungan ini dimaksudkan bukan hanya wilayah
geografis atau wilayah dalam arti sempit, tetapi terutama wilyah dalam arti
hukum atau wilayah dalam arti yang luas. Wilayah hukum atau willayah dalam arti
luas ini merupakan wilayah diatas mana dilaksanakannya yuridiksi negara dan
meliputi baik wilayah geografis maupun udara di atas wilayah itu meliputi baik
wilyah geografis maupun udara diatas wilyaha itu sampai tinggi yang tidak
terbatas (menurut asas usque ad coelum) dlam laut disekitar pantai itu yaitu
apa yang disebut laut teritorial. Dalam batas “wilayah dalam arti yang luas ini
negara menjalankan kedaulatan teritorialnya.
Pemerintah
Pemerintah adalah organisasi yang menatur dan memimpin
negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin negara itu berjalan dengan baik.
Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauanm mengadakan perdamaian
dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Pemerintah yang
menetapkan menyatakan dan menjalankan kemauan individu-individu yang tergabung
dalam organisasi politik yang disebut negara. Pemerintah adlah badan yang
mengatur urusan sehari-hari yang menjalankan tujuan-tujuan negara, menjalankan
fungsi-fungsi kesejahteran bersama.
BAB 6
Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi Sosial (Social Stratification) berasal dari kata
bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti
berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya pembedaan
dan/atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat.
Misalnya: dalam komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata
rendah. Pembedaan dan/atau pengelompokan ini didasarkan pada adanya suatu
simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai — baik berharga
atau bernilai secara sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya maupun dimensi
lainnya — dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol tersebut
misalnya, kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan
pekerjaan. Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada
sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan dalam suatu kelompok sosial
(komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama
itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok sosial (komunitas)
tersebut. Secara sosiologis, jika dilacak ke belakang konsep stratifikasi
sosial memang kalah populer dengan istilah kelas sosial, dimana istilah kelas
sosial pada awalnya menurut Ralf Dahrendorf (1986), diperkenalkan pertama kali
oleh penguasa Romawi Kuno. P ada waktu itu, istilah kelas sosial digunakan
dalam konteks penggolongan masyarakat terhadap para pembayar pajak. Ketika itu
ada dua masyarakat, yaitu masyarakat golongan kaya dan miskin.
Stratifikasi Sosial dan Status Sosial adalah dua hal yang
berbeda, yang membedakannya adalah status sosial atau kedudukan sosial
merupakan unsur yang membentuk terciptanya stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi
sosial adalah pelapisan sosial yang disusun dari status – status sosial.
Ada banyak dimensi yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan
stratifikasi sosial yang ada dalam suatu kelompok sosial atau komunitas
(Svalastoga, 1989), misalnya: dimensi pemilikan kekayaan (diteorikan
Koentjaraningrat), sehingga ada strata wong sugih dan wong cilik. Awalnya,
dimensi ini digunakan untuk melakukan identifikasi pada masyarakat Jawa, maka
yang disebut pemilikan kekayaan akan ter -fokus pada simbol – simbol ekonomi
yang lazim dihargai masyarakat Jawa. Misalnya, pemilikan tanah (rumah,
pekarangan atau sawah).
Dimensi distribusi sumber daya diteorikan oleh Gerhard
Lensky, di mana ada strata tuan tanah, strata petani bebas, strata pedagang,
strata pegawai, strata p etani, strata pengrajin, strata penganggur-an, dan
strata pengemis. Dimensi ini pada awalnya diberlakukan pada masyarakat
pra-industri di mana sistem stratifikasi sosialnya belum sekompleks masyarakat
industri. Ada tujuh dimensi stratifikasi sosial (diteor ikan Bernard Baber),
yaitu: occupational prestige, authority and power ranking, income or wealth,
educational and knowledge, religious and ritual purity, kinship, ethnis group,
and local community. Ketujuh dimensi ini, baik secara terpisah maupun bersama-sama,
akan bisa membantu dalam mendeskripsikan bagaimana susunan stratifikasi sosial
suatu kelompok sosial (komunitas) dan faktor yang menjadi dasar terbentuknya
stratifikasi sosial tersebut.
Kesamaan Derajat
Kesamaan derajat itu merupakan sesuatu yang bisa dikatakan
atau sesuatu yang selalu berhubungan dengan status. Kesamaan derajat terkadang
dapat membuat seseorang merasa menjadi lebih berwibawa, dan biasanya orang yang
mempunyai sifat seperti itu rasanya dia ingin selalu disegankan di sekitar atau
di lingkungan tempat tinggalnya. Sifat yang seperti ini sangat tidak baik.
Dalam hidup bertetangga kita jangan sampai mempunya sifat yang seperti itu,
karna itu akan membuat hubungan antar tetengga menjadi tidak harmonis dan itu
rasanya sangat tidak enak dan nyaman. Dalam hidup bertetangga kita harus selalu
tanamkan prinsip bahwa apa yang kita inginkan harus sesuai dengan apa yang kita
rasakan.
Banyak sekali contoh kejadian yang menggambarkan tentang
hubungan antara pelapisan sosial dengan kesamaan derajat. Salah satu contoh
dalam lingkungan kita, kita dapat temukan hal ini di lingkungan kita sendiri,
bagi orang yang memiliki lapisan social tertinggi di lingkungannya , maka orang
itu juga akan mendapatkan sesuatu yang istimewa di masyarakatnya, seperti
dihormati , dihargai , serta memiliki wibawa yang sangat tinggi, karena mereka
memiliki tempat atau derajat yang sangat dihormati ,tetapi semua itu kembali
terhadap kepada individu. Masih banyak contoh lainya, pelapisan social dam
kesamaan derajat memiliki cangkupan yang sangat luas , kita akan temukan dalam
mendapatkan pekerjaan , dalam memilih pasangan pun terkadang dilihat dari hal
ini. Oleh karena itu , kita sebagai manusia harus bersikap adil terhadap sesama
manusia ,kita satu jenis ciptaan ALLAH yang memiliki jenis pria dan wanita,
marilah berbagi terhadap sesama, berlaku adil untuk mencapai semuanya.
Elite dan Massa
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut
terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk
tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang
yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi
elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan :
“ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang
terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat
kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe
masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat
industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat
primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok
kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar
dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas,
ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi. Para
pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci
dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite didalam
masyarakat yaitu : pertama menitik beratakan pada fungsi sosial dan yang kedua,
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral. Kedua kecenderungan ini
melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite
internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan
dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa.
Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi
berhubungan dengan problem-problem yang memperlihatkan sifat yang keras
masyarakat lain atau masa depan yang tak tentu.
Isilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu
pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa
hal menyerupai crowd, tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam
hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam
perilaku misal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa
peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang
tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers atau
mereka yang berperan serta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-ciri massa adalah :
1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau
strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda,
dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang
mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers.
2. Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat,
tersusun dari individu-individu yang anonym.
3. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota
– anggotanya.
BAB 7
Masyarakat Desa dan Masyarakat Perkotaan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas
yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar
diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena
diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek
perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang
tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang
kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota
makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa
melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang
perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan.
Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang
beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam
dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat
kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii)
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa.
Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada
umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses
sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling
ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni
; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau
dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan.
b)Sebab-sebab Urbanisasi
1.)Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk
meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.)Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa
untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a.Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan
persediaan lahan pertanian,
b.Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri
modern.
c.Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh
oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang
monoton.
d.Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e.Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti
banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa
untuk mencari penghidupan lain dikota.
Masyarakat perkotaan sering juga disebut Urban Community.
C. Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk,
Yaitu :
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.
Perbedaan paling menonjol adalah mata pencaharian :
- Kegiatan penduduk desa berada di sektor ekonomi promer
yaitu bidang agraris
- Kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang
meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu yaitu bidang
pelayanan jasa.
- Jadi kegiatan di desa adalah mengolah bahan-bahan mentah,
baik bahan kebutuhan pangan, sandang maupun lain-lain bahan-bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia, sedangkan koya mengolah bahan-bahan yang
berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga
berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsi.
- Di desa jumlah ataupun jenis barang yang tersedia berbagai
macam barang yang jumlahnya pun melimpah.
- Bidang produksi dan jalur distribusi di perkotaan lebih
kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di pedesaan, Dan corak
kehidupan di desa dapat dikatakan masih homogen.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu
organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk,
kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh
karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan
kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup
masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa
penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan
usaha masyarakat kota
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal,
yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah
atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional
maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota
tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah
sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.
5 unsur lingkungan perkotaan :
1. Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang
dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk
melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini
menghadapkan
a. dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai
dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
b. memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada
agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan
nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2.Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi
eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan
bermasyarakat.
3.Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang
berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat
lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau
daerah lainnya.
4. Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan
untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan,
kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting
bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur
termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan
kota dan jaringan utilitas kota.
Perbedaan masyarakat kota dan masyarakat desa
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat
pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah
desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya
“bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata
pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang
bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil
dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lebih
rendah bila dibandingkan degan kepadatan penduduk kota, kepadatan penduduk
suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan klasifikasi dari kota itu
sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan
ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat dan
perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat
perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang
degan macam-macam perilaku dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering
nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada
pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas
ekstrem dari masyarakat.
BAB 8
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan.
Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian
filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why”
dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why, why, dan why” dan
seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau
budi manusia (munkin juga pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never
ending)..n oleh Heidegger, setiap telaahan filosofis terdapat unsur metafisik.
1. ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan
sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu
menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988).
2. konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu
adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi (Shapere,
1974).
3. pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi
subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial (Schulz, 1962).
4. ilmu tidak hanya merupakan satu pengetahuan yang
terhimpun secara sistematis, tetapi juga merupakan suatu metodologi.
Empat pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu
pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang
menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia
melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun
tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.
alam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan
muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya,
ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan
tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.
Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang
dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat
berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan
menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris
tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi
manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih
untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan
tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang
didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam
matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan
empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau
berguna.
Ilmu Pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis
yang rasional, sistimatik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan
dapat dibuktikan dengan percobaan yang transparan dan objektif. Ilmu
pengetahuan mempunyai spektrum analisis amat luas, mencakup persoalan yang
sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal ini jelas terlihat, misalnya pada
ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran, pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan
sebagainya.
SIKAPILMIAH
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya
dimilikioleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang
baikdan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut
ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti
ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini
adalahpendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat
dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan, seorangpeneliti
hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya
tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkankebenarannya.
2)Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan
Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati
ketikaberada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada
saatbertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya
akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan
menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap
berani mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa
pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu
berusahamemperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin
ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti
perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa
peduliterhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian
yangdilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukan
sebaliknya.
Definisi Teknologi
Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu
definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,
material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai
aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan
untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya teknologi
malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang
menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun
demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi.
Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi
dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana
menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan
pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat
melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat
manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi,
menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan
perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi,
yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains
mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai
ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam
interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna Teknologi, menurut Capra (2004, 106) seperti makna
‘sains’, telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari
literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata techne,
bermakna wacana seni. Ketika istilah itu pertama kali digunakan dalam bahasa
Inggris di abad ketujuh belas, maknanya adalah pembahasan sistematis atas ‘seni
terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur artinya merujuk pada
pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20, maknanya diperluas untuk mencakup
tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik
non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode.
Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan
hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra
(2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan alat, aturan dan
prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan
tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Fenomena teknik pada masyarakat
Fenomena teknik pada masyarakat teknik, menurut
Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia berikut :
1. Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik
diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang
buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan
rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
4. Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas
kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip
sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi berbagai
bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu
menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan
capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
2. Teknik meliputi bidang organisasional seperti
administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
3. Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai
seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan
dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh
teknik.
PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat
pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara
subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangansehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan
sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah
politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Ciri-ciri manusia yg berada di bawah
kemiskinan mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah,
modal, ketrampilan.
Dll, Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan
ataua modal usahaTingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD.
Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas
Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai
ketrampilan.
BAB 9
Agama dan Masyarakat
Agama pada lazimnya bermakna kepercayaan kepada Tuhan, atau
sesuatu kuasa yang ghaib dan sakti seperti Dewa, dan juga amalan dan institusi
yang berkait dengan kepercayaan tersebut. Agama dan kepercayaan merupakan dua
pekara yang sangat berkaitan. Tetapi Agama mempunyai makna yang lebih luas,
yakni merujuk kepada satu sistem kepercayaan yang kohensif, dan kepercayaan ini
adalah mengenai aspek ketuhanan.
Kepercayaan yang hanya melibatkan seorang individu lazimnya
tidak dianggap sebagai sebuah agama. Sebaliknya, agama haruslah melibatkan
sebuah komuniti manusia. Daripada itu, Agama adalah fenomena masyarakat boleh
dikesan melalui fenomena
seperti yang berikut:
• Perlakuan
seperti sembahyang, membuat sajian, perayaan dan upacara.
• Sikap
seperti sikap hormat, kasih ataupun takut kepada kuasa luar
biasa dan anggapan suci dan bersih terhadap agama.
• Pernyataan
seperti jambi,mantera dan kalimat suci.
• Benda-benda material
yang zahir seperti bangunan.Contohnya masjid, gereja, azimat
dan tangkal.
Salah satu lagi ciri agama ialah ia berkaitan dengan
tatasusila masyarakat. Ini bermakna agama bukan sahaja merupakan soal
perhubungan antara manusia dengan tuhan, malah merupakan soal hubungan manusia
dengan manusia. Ciri-ciri ini lebih menonjol di dalam agama universal, daripada
agama folk. (sila lihat dibawah)
Manusia yang tidak tidak mempercayai adanya tuhan dan
menolak semua kepercayaan beragama pula dipanggil ateisme.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting
dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
• Karena agama merupakan sumber moral
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik
di kala suka, maupun di kala duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah
dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah
dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi
sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa
dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari
luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua
bagian, yaitu
• Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam
lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya
ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
• Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia
kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah,
yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu
membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan
atau kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama
adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi
untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia
kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara
ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit
penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya
bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh
manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia
merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya
soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah
perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok
manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja
kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
– Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan.
Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib
dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan
social
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama
adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi
untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
• Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia
kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara
ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit
penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya
bahawa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap manusia harus menaati
Allah(s.w.t).
• Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh
manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia
merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya
soalan kehidupan selepas mati, matlamat hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi
kebanyakan manusia, soalan-soalan ini adalah menarik dan untuk menjawabnya
adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
• Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia.
Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan
yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
• Memainkan fungsi kawalan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan.
Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib
dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawalan
sosial.
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua
sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan
(integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang
bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada
dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi
masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi
masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik
diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban
sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang
mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh
kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam
masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang
mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat
yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang
mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu
masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam
mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan
menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
Peran dan fungsi lembaga agama
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia.
Ia memberikan landasan normatif dan kerangka nilai bagi kelangsungan hidup
umatnya. Ia memberikan arah dan orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi
(eskatologis). Dalam konteks ini, secara sosiologis agama merupakan sistem
makna sekaligus sistem nilai bagi pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran
agama tergeser oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agama tidak
lagi memiliki peran dominan dalam domain sosial kemasyarakatan. Justru Ia
ditempatkan ke dalam wilayah privat, sementara wilayah publik diserahkan kepada
manusia itu sendiri. Hal initerja.di -menurut beberapa pengamat- karena
proses sekularisasi. Di Indonesia gejala ini mulai tampak, terutama di kalangan
kelas menengah. Persoalan ini secara deskriptif dikupas dalam penelitian ini.
Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini berusaha
menelusuri perubahan persepsi masyarakat muslim kelas menengah di Jakarta
-akibat sekulansasi- terhadap peran agama serta faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut. Kelas menengah dalam penelitian ini meliputi kalangan
ilmuan (dosen/peneliti), jumalis, pengusaha, dan pakar sosial keagamaan.
Dan hasil penelitian terungkap bahwa telah terjadi perubahan
persepsi masyarakat muslim kelas menengah terhadap peran agama. Mereka
memandang peran agama terutama yang dimainkan tokoh agama semisal kyai dan
ustadz- mengalami penurunan relatif menonjol. Hal ini terlihat dalam kemampuan
mereka mempengaruhi masyarakat. Di samping itu, otoritas, penghargaan sosial,
dan kredibilitas mereka juga dipertanyakan. Temuan lainnya yang menarik adalah
bahwa mereka menganggap organisasi-organisasi keagamaan -baik formal maupun
informal- semisal Depag, MUI, NU, dan Muhammadiyah tidak signifikan lagi karena
dipandang cenderung membawa suara pemerintah. Justru sebaliknya, mereka menaruh
mmat terhadap kelompok-kelompok pengajian semisal Paramadina karena memberikan
ruang untuk memahami agama secara ilmiah.
Meskipun demikian, dalam praktek ekonomi penelitian ini
menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah muslim belum melaksanakan
norma-norma agama sepenuhnya. Karena mereka belum memahami prinsip-prinsip
ekonomi Islam. Maka akibatnya masih terlihat perilaku menyimpang semisal KKN,
ketidakjujuran, sikap manipulatif, dan lain-lain. Ini dipengaruhi oleh: Pertama
kekurang-pahaman mereka terhadap ajaran Islam di samping faktor kepribadian
yang diwarnai oleh pikiran, sikap, dan tindakan yang “westernized”. Kedua, kadar
pro fesionalitas tokoh agama yang relatif kurang mampu memenuhi kebutuhan
keagamaan masyarakat kelas menengah.
Proses terbentuknya lembaga agama
Lembaga agama terbentuk karena persetujuan /kesadaran
diantara orang-orang yang beragama merasakan perlunya menjaga keutuhan agama
dalam kaidah dan keyakinannya agar semakin mempermudahkan orang beragama dalam
kehidupan iman yang dipercayainya.
BAB 10
Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik
antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara
kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis
dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima.
Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia
patut untu menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya
bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota
masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai
bukti kuatnya ikatan itu. Paa diri setiap anggota terkandugn makna adanya
saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik
megnarah kepada yang hang positif maupun negative. Sakit anggota masyarakat
satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu
harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi
ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada
kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal.
Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui
pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya
hujan setengah hari, karena sebagus-bagus nya gading akan mengalami keretakan.
Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan
yang terkadang keaaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan..
Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah
disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi
pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama,
kelompok ideology tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latian
prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagia berikut
:
1. semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya
keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu
2. dalam bahas Inggris mengandung arti pengambilan keputusan
tanpa penelitian dan pertimbangan yagn cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
3. untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan
unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka) dalam keputusan yang telah diambil
tersebut
Dalam konteks rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap
terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat
tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini terkandung suatu ketidakadilan dalam arti
sikap yang diambilkan dari beberapa pengalaman dan yang didengarnya, kemudian
disimpulkan sebagai sifat dari anggota seluruh kelompok etnis.
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap
sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih
dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa
timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab
“khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan
diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan
untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau
situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah
laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku
atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan
sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan
demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka
tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian bear sifatnya apriori, mendahului
pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan
hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa
diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang
terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi
(terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari
prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak
juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup
menyolok ? tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup
berkaitan engan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih
sukar berprasangka, mengapa ? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat
kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada
suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi
seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka
rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya.
Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar
belakang prasangka. Demikian jgua sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat
saja bertindak tidak diskriminatif.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1. berlatar belakang sejarah
2. dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan
situasional
3. bersumber dari factor kepribadian
4. berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan
agama
Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan
diskriminai
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2. Perluasan kesempatan belajar
3. Sikap terbuka dan sikap lapang
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap
nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima,
terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan
membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak
sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur
kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi
nampak canggung, tidak luwes.
Pertentangan dan Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar
yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :
1. terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang
terlibat dalam konflik.
2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang
tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan.
3. Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai
perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan
emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan,
konflik dapat terjadi pada lingkungan :
a. pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk
adanya pertentangan, ketidakpastian atau emosi dan dorongan yang antagonistic
dalam diri seseorang.
b. pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik
yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan pada para anggota kelompok
dalam tujuan, nilai-nilai dan norma, motivasi untuk menjadi anggota kelompok,
serta minat mereka.
c.pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada
perbedaan antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan
norma-norma dimana kelompok yang bersangkutan berada
Studi kasus :
1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk
kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang
2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang
terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota
kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi
mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3. para taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada
perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an
norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai,
tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup
dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang
aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Sumber :